ASMAULHUSNA
FIRMAN Allah, "Allah mempunyai Asmaul Husna, maka memohonlah kepada Allah dengan menyebut Asmaul Husna tersebut
dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) namanya. Nanti mereka akan mendapat balasan
terhadap apa yang mereka kerjakan" (Q.S. Al-A'raf:180). Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, yakni
seratus kurang satu. Barang siapa menghafalnya (memelihara/mengingat), niscaya akan dimasukkan ke dalam surga" (H.R. Bukhari).
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan Asmaul Husna ini. Meskipun timbul perbedaan
pendapat tentang jumlah nama itu, ada yang menyebut 132, 200, bahkan 1.000 nama, namun yang terpenting adalah hakikat Zat
Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman. Asmaul Husna secara arti kata ialah nama-nama
Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan
yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan Allah, sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta segala isinya.
Imam Al-Ghazali, seorang sufi terkemuka mengomentari tentang Asmaul Husna dengan berkata, "Ketuhanan adalah
sesuatu yang hanya dimiliki oleh Allah, tidak dapat tergambar dalam benak, bahwa ada yang mengenalnya kecuali Allah atau yang
sama dengan-Nya. Dan, karena tidak ada yang sama dengan-Nya, maka tidak ada yang mengenalnya kecuali Allah". Ali bin Abi Thalib
berkata, "Allah tidak dapat dilihat dengan pandangan mata, tetapi dijangkau oleh akal dengan hakikat keimanan."
Abu Bakar Sidik pernah ditanya, "Bagaimanakah
engkau mengenal Tuhanmu? Beliau menjawab, "Aku mengenal Tuhan melalui Tuhanku. Seandainya Dia tidak ada, aku tak akan mengenal-Nya."
Kemudian ditanyakan pula, "Lalu bagaimana Anda mengenal-Nya?" Dijawab Abubakar, "Ketidak mampuan mengenal-Nya adalah pengenalan".
Mengenal Allah (ma'rifatul Allah) merupakan suatu konsep inti yang dikembangkan
oleh Rasulullah dan para sahabat yang tujuannya untuk mencapai kebahagiaan dan kenikmatan abadi melalui bentuk ibadah langsung
maupun tidak langsung. Asmaul Husna mengajarkan kepada kaum Muslimin untuk meneladani sifat Allah yang tercermin dalam nama-nama
yang baik itu. Namun, seperti kata Quraih Shihab, perlu diingat bahwa meneladani sifat-sifat tersebut bukan berarti semacam
persamaan antara manusia dengan Tuhan, karena Allah SWT, bersifat Azaly dan Qadim, serta memiliki kesempatan mutlak, berbeda
dengan makhluk.
Asmaul Husna sesungguhnya tidak hanya sekadar dibaca atau dihafal untuk memperoleh fadhilah
tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah mengkaji dan mempelajari untuk menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Boleh jadi dalam keseharian, kita dihadapkan dengan permasalahan yang berat, maka jalan yang harus dilakukan adalah mendekatkan
diri kepada Allah seraya memohon petunjuk agar diberi jalan keluar yang terbaik. Allah berfirman, "Serulah Allah atau serulah
Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asmaul Husna (Q.S. Israa:110).
Tidak ada sesuatu yang memberi kekuatan dan pertolongan serta keberhasilan yang diraih seseorang, kecuali Allah
SWT yang memberi jalan. Itu karenanya, semakin mengenal Asmaul Husna akan semakin menyadarkan kepada diri kita, bahwa hidup
adalah titipan semata serta amanah yang harus dipertanggungjawabkan di muka pengadilan Allah Yang Mahaadil. kita sama sekali
tidak memiliki kekuatan apa-apa, sehingga tidak sepantasnya menyombongkan diri dengan kedudukan, jabatan, dan harta benda,
sebab justru semua itu bisa menjadi malapetaka dan bencana yang mengerikan. Maka, jadikanlah Asmaul Husna sebagai sandaran
hidup untuk memasrahkan diri kepada Allah yang begitu kaya dan agung serta hanya menolong kepada mereka yang berjuang di jalan
Allah SWT.
|